Rabu, 04 Oktober 2023

Koordinasi MPKSDI Tanggamus

 

KOORDINASI MPKSDI-PDM TANGGAMUS

Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PDM Tanggamus mengadakan rapat kordinasi pada hari Selasa, 3 Oktober 2023 di kediaman ayahanda Muhibbun, S.Pd., MM selaku pleno PDM yang membidangi MPKSDI Tanggamus.
Turut hadir dalam acara tersebut ketua MPKSDI PDM Tanggamus Bapak Hartono, S.Pd., sekretaris  Andi Prayoga, S.Pd., Gr. serta anggota MPKSDI yg lainnya yaitu Astamar Kirom, S.Pd., Febrian Agung, S.Pd., dan Mas Febri, S.Pd.

Ketua MPKSDI dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal yaitu pntingnya kader dalam persyarikatan, majelis kader merupakan inti dari gerakan setelah simpatisan dan warga persyarikatan secara umum, oleh karena itu dirasa perlu untuk menambahan personil Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani agar lebih maksimal dalam perkaderan. Selanjutnya disampaikan pula wacana agenda MPKSDI Tanggamus salah satunya yaitu mengikuti acara Rakerwil MPKSDI yg akan dilaksanakan pada 7-8 Oktober 2023 di Bandar Lampung.

Selanjutnya pleno PDM yang membidangi MPKSDI ayahanda Muhibbun, S.Pd., MM memberikan arahan tentang agenda kedepan majelis MPKSDI ini. "Pada prinsipnya PDM menyetujui usulan untuk penambahan personil MPKSDI  agar kegiatan perkaderan di Tanggamuas baik di persyarikatan, AUM dan Ortom dapat terlaksana dengan baik. Selain itu juga perlu melakukan kerjasama dengan majelis-majelis yg lain dalam perencanaan program. Hasil dari kegiatan Rakerwil nanti bisa diadopsi dan direalisasikan menjadi program kegiatan MPKSDI PDM Tanggamus kedepan, tentu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yg ada di Tanggamus". 

Dalam rakor Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PDM Tanggamus tersebut mengagendakan kegiatan:
    1. Darul Arqom/ Baitul Arqom 
    2. Pendataan Guru yang (sudah/belum) mengikuti kegiatan Baitul Arqom
    3. Penguatan Komitmen Guru.

Program Baitul Arqom diawali dari Pengurus PDM, PCM, sampai ke PRM. Selain itu juga Baitul Arqom untuk Guru dan Karyawan yg ada di AUM dimana syahadah setelah mengikuti Baitul Arqom tersebut sebagai landasan penerbitan SK Yayasan. Selain kegiatan tersebut, kedepan tentu diharapkan ada korp instruktur (LI) yg kesemuanya itu menunggu hasil turunan dari rakerwil nanti.


Senin, 02 Oktober 2023

Dialog Ideopolitor PDM Tanggamus

 


DIALOG IDIOLOGI POLITIK DAN ORGANISASI PDM TANGGAMUS 

Kamis, 12 Robiul Awwal 1445 H atau bertepatan dengan tanggal 28 September 2023 M Pimpinan Daerah Muhammadiyah kabupaten Tanggamus Mengadakan Dialog Idiologi Politik dan Organisasi (Idiopolitor) Serta Rapat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (Rapimda) yang di ikuti Pleno PDM Tanggamus, Ketua dan Sekretaris UPP Muhammadiyah Tingkat Daerah ( Majlis dan Lembaga ), Ketua dan Sekretaris Organisasi Otonom Tingkat Daerah, Ketua dan Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Se-Tanggamus

Hadir Sebagai narasumber Prof. Dr. Sudarman. M.Ag.,  Drs. Fauzi Fatah. MM Drs. Ma’ruf Abidin. M.Pd. I yang merupan Unsur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Lampung.

Dalam materi Idiologi Muhammadiyah Prof. Dr. Sudarman, M.Ag mengatakan :  

Ideopolitor (Ideologi, Politik, dan Organisasi) adalah upaya yang harus terus dilakukan karena bersifat sangat penting sebagai ikhtiar konsolidasi ideologis. Elemen ini harus terus didialogkan kepada para pimpinan agar memiliki alam pikiran dan gerakan yang selaras dalam hal ideologi, politik, dan organisasi. Hal ini diperkuat agar gerakan Muhammadiyah tidak centang perenang. Baik centang perenang fikirannya dan centang perenang dalam gerakannya dalam ketiga hal tersebut.

Ideologi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari politik. Kehidupan politik sangat berpengaruh terhadap beragamnya ideologi. Namun hal yang tidak mudah adalah mencari yang distingtif/ identitas khas dari pandangan pola pikir Muhammadiyah itu sendiri dibandingkan dengan yang lain. Membedakan bukan dengan makna harus saling bermusuhan atau bernegasikan. Distingsi menjadi penting agar tau posisi diri dan peran yang harus kita lakukan. Memahami distingsi juga menjadi penting untuk memahami dalam mengimplementasikan Islam sebagi pondasi tujuan utama Muhammadiyah. Ideologi dalam Muhammadiyah satu paket dengan pemahaman Islam itu sendiri. Mengapa harus identitas khusus, karena semua umat Islam yang terbagi menjadi berbagai macam gerakan masing-masing punya muara atau konteks dari mulai klasik atau modern sebagai konsekuensi dari perjalanan sejarah dengan kondisi sosiologis yang berbeda-beda.

Al-Qur’annya sama, Islamnya juga sama, namun terbagi-bagi menjadi beberapa golongan yang dipengaruhi oleh padangan para ulama mazhab. Selain itu ada penggalan pembaharuan yang lain setelah masa awal pembaharuan tersebut. Yaitu dimulai dari Ibnu Taimiyah, Rasyid Ridha, Muhammad Abduh, hingga Kyai Dahlan. Dimulai dari kejatuhan Islam lalu lahirlah Jamaludin al-Afgani yang kemudian jatuh kembali dengan berbagai penjajahan. Setiap kelahiran Islam yang baru selalu tidak bisa dilepaskan dari konteks sosiologi. Termasuk di Indonesia yang dimulai dari kehadiran Hindu yang kemudian berubah menjadi mayoritas muslim tanpa konfrontasi berdarah menjadi identitas wajah Islam Indonesia.

Menjadi tidak aneh jika di setiap negara wajah Islam dalam hal ideologi berbeda. Sesuatu yang jarang diungkap adalah kontruksi pemikiran Islam di masa Nabi Saw seperti apa. Muhammadiyah lahir untuk berupaya untuk kembali berpondasikan pada kontruksi pemikiran Islam awal yang dikontekstualisasikan pada masa kini. Dalam ikhtiarnya Muhammadiyah hadir merupakan sesuatu gerakan yang tak lazim saat itu. Ketidaklazimannya menurut Cak Nur, karena Kyai Dahlan melakukan pembaharuan yang melompati zaman.

Mengapa demikian, karena Kyai Dahlan mampu menafsirkan al-Manar dan mampu mengambil metode baru. Prof Mukti Ali menambahkan bahwa pembaharuan Dahlan unik karena berbeda dengan yang dilakukan oleh para pembaharu sebelumnya seperti yang  dibandingkan oleh Ibnu Taimiyah dan lainnya. Perbedaannya, Dahlan yaitu pertama mampu melahirkan institusi gerakan modern dalam bentuk organisasi. Kedua, melahirkan gerakan perempuan yang hadir ke ruang publik.

Namun sangat berbeda jika merujuk pada penulis-penulis Muhammadiyah masa awal menunjukkan bahwa pembaharuan Muhammadiyah sama dengan pembaharu-pembaharu sebelumnya dalam bentuk ar-Ruju’ ilal Qur’an wa Sunnah dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar semata. Namun sesungguhnya ada yang luput ditulis dari para penulis Muhammadiyah awal yang juga sebagai distingsi dengan pembaharu yang lain meskipun beberapa hal memang sama. Jika hanya sama dengan yang lain, masalah pasti terjadi, ketika alat untuk memahami terhadap Al-Qur’an dan Sunnah secara terbatas yang hanya dibatasi pada alat masa lalu. Namun secara bersamaan dengan itu kita dihadapkan dengan konteks yang berbeda ketika zaman terus berubah. Kyai Dahlan adalah sosok kyai yang memahami dalil-dalil Naqli dengan sederhana namun begitu mendalam. Hal tersebut menjadi landasan hingga memikirkan bagaimana seharusnya cara mengamalkannya.

Sebagaimana telah diulas di atas, sebenarnya gerakan Kyai Dahlan juga memiliki aspek revivalisme seperti yang lain. Misalkan beliau tidak setuju berlebihan terhadap kuburan. Namun di saat yang sama tidak setuju pula dengan cara menghancurkan berbagai hal telah ditinggalkan masa lalu. Termasuk menghancurkan kuburan tersebut. Itulah mengapa Muhammadiyah sebenarnya sama sekali tidak melarang warganya untuk berziarah ke kubur. Karena sesungguhnya hal tersebut termasuk sunnah Nabi Saw. Salah satu buktinya adalah Nabi Saw pernah memberikan tuntunan adab dalam memasuki kuburan. Selain itu menjadi yang contoh lain yang sangat terkenal adalah ketika Kyai Dahlan menafsirkan surat Al-Ma’un dan Al-‘Ashr.

Sebagaimana juga telah disebutkan di atas, ketika menafsirkan peran gender dalam Islam, Kyai Dahlan bersama dengan Nyai Dahlan melahirkan gerakan perempuan. Seluruh gerakan Muhammadiyah itu dilandasi oleh teologi Islam. Ayat yang menjadi inspirasi Muhammadiyah bukan hanya Ali Imron 104 tapi juga 110 yang menekankan identitas umat terbaik. Umat terbaik itu bukan hanya tawasuth saja, akan tetapi umat wasatan itu juga menjadi saksi bagi kehidupan.

Tafsir Muhammadiyah kekinian inilah yang melahirkan pandangan Muhammadiyah tentang negara Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi wa Syahadah. Inilah yang juga jika seandainya dibandingkan dengan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) itu lahir berdasarkan ideologi dan teologi dari gerakan cinta kasih yang bergabung dengan pemahaman Marxisme. Itulah mengapa para LSM itu dalam perjalanan negara selalu dalam posisi sebagai oposisi penguasa.

Muhammadiyah juga bukan hanya purifikasi, akan tetapi juga dinamisasi dengan al-Islah al-Islam. Semangat tajdid mengembalikan pada tempatnya, menghidupkan sunnah Nabi Saw yang ditinggalkan. Muhammadiyah juga disebut sebagai gerakan reformis modernis dengan makna memperbaharui dan mentransformasikan Islam. Kuntowijoyo menyebut Muhammadiyah gerakan Liberasi, humanisasi, dan transedensi. Muhammadiyah kuat pada teologi amaliah yang melembaga. Seperti PKU, Panti Asuhan yang melakukan pembebasan kepada semua tanpa batas agama.

Hingga saat ini, Muhammadiyah satu-satunya di dunia gerakan Islam yang memiliki ribuan amal usaha. Inilah menjadi distingsi dengan yang lain. Melalui sejarah dan perjalanan tersebut Majelis Tarjih dan Tajdid kemudian melahirkan bayani, burhani, dan ‘irfani sebagai pondasi dasar dalam Ijtihad yang sebenarnya telah dimulai oleh Kyai Dahlan. Nilai-nilai dasar ini juga telah tertuang dalam MKCH poin kedua yang menjadikan Muhammadiyah tidak pada posisi Khawarij atau Muktazilah. Oleh karena itu, maka bacalah apa yang ditinggalkan oleh produk-produk resmi Muhammadiyah sebagai ideologi resmi Muhammadiyah.

Di Lanjutkan Materi ke Dua tentang Politik Muhammadiyah Drs. Fauzi Fatah. MM Mengatakan 

Islam tidak bisa dilepaskan oleh politik. Dalam konteks sitem politik, Muhammadiyah berpandangan bahwa sistem politik bukanlah yang qath’i, tapi bersifat Ijtihadi. Khalifah di dalam Al-Qur’an yang sebenarnya disebut sebagai wakil Allah lalu kemudian sebagian kelompok merubahnya menjadikan sebagai satu sistem politik. Menjadi keliru jika sistem politik dijadikan sebagai sesuatu yang mutlak. Politik tidak semua menjadi prinsip, karena termasuk perkara mu’amalah dunyawiyah. Maka terbuka dan luweslah yang lebih besarlah dalam hal ini sebagaimana kaidah ushul “segala sesuatu adalah boleh kecuali yang diharamkan”. Demikian halnya pula pada persoalan ekonomi dan urusan dunia lainnya. Kemajuan menjadi lambat karena terlalu banyak gerakan revivalisme saat ini.

Dalam konteks politik praktis kekuasaan, mengapa Muhammadiyah tidak mengambil jalur politik praktis, karena dalam sejarahnya gerakan Islam ketika masuk pada ranah ini seringkali mengalami kekalahan. Namun Muhammadiyah juga tidak anti politik. Jika ada kader Muhammadiyah masuk dalam politik kekuasaan, maka gunakanlah cara-cara Muhammadiyah dalam politik kekuasaan. Jangan menggunakan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan dalam politik yang seluruhnya bersifat temporer atau sangatlah sementara. Muhammadiyah juga berpandangan bahwa mengurus politik dan mengurus umat sama halnya dengan berdakwah dengan muara akhir yang sama.

Sementara Materi ke Tiga tentang Organisasi Muhammadiyah Drs. Ma’ruf Abidin. M.Pd. I Menyampaikan :

Bagi Muhammadiyah berorganisasi menjadi penting karena perintah dari agama. Organisasi bergerak seperti organisme pada manusia. Organisasi perlu diberikan langkah-langkah untuk terus bisa bertahan hidup. Ada empat cara agar organisasi tetap hidup. Satu, beradaptasi atau kemampuan menyesuaikan diri. Seperti halnya kehadiran Islam di nusantara yang beradaptasi dengan apa yang sudah ada. Maka Islam Indonesia berwajah ramah dan bersahabat. Jika untuk saat ini, apakah sudah seluruhnya urusan organisasi Muhammadiyah sudah beradaptasi dengan teknologi. Apakah saat ini setiap gerakan organisasi apakah seluruhnya sudah terdigitalisasi. Jangan sampai hanya urusan pribadi dalam bermedsos saja kita begitu akrab dengan digital.

Kedua, organisasi akan mampu bertahan jika disertai dengan kemampuan untuk mengintegrasikan diri. Jangan sampai semua bergerak sendiri-sendiri. Termasuk kepada seluruh ortom sekalipun. Semua harus tunduk dan patuh pada sistem, ideologi, dan bersama-sama bergerak dalam dakwah untuk mencapai tujuan yang sama. Selain itu, Muhammadiyah hidup yang terikat dalam ruang dan waktu. Muhammadiyah lahir pada bangsa yang sudah ada. Pada saat itu terdapat begitu banyak gerakan-gerakan lain yang sudah hadir hingga saat ini. Karena  Muhammadiyah berada dalam sistem bangsa, maka juga harus berkolerasi dan berkolaborasi juga dengan gerakan yang lain.

Ketiga, harus ada tujuan yang akan tercapai. Setiap musyawarah dalam jenjang kepemimpinan Muhammadiyah pastilah memiliki target. Jika tidak tercapai semua, maka ambil prinsip prioritas. Itulah mengapa dengan tujuan seluruh elemen harus bergerak bersama dalam mencapai tujuan yang sama tersebut. Jika ada yang menyimpang langkah-langkahnya, maka ingatkan bersama-sama. Keempat, melakukan maintenance dalam bentuk luwes, bijak, terkadang juga jenaka, dan butuh ketaktisan.

Muhammadiyah itu seperti pesawat airbus yang sangat besar yang tidak bisa digunakan untuk banyak bermanufer. Kita terkadang perlu luwes namun juga tegas. Selain itu, tidak lupa sebagai pimpinan untuk banyak melakukan pelayanan umat.  Namun dalam Muhammadiyah jangan sampai ada pemimpin hanya larut pada pelayanan umat dalam bentuk ceramah-ceramah saja. Namun juga harus membuat agenda strategis perubahan. Jangan hanya sebagai orator yang pandai retorika namun tidak gigih dalam memajukan dan melahirkan amal usaha.

Oleh karena itu, tujuan akhir Muhammadiyah adalah khoiru ummahKhoiru Ummah harus terus diupayakan secara bertahap. Tidak mungkin umat terbaik itu akan dicapai dengan jalan instan. Umat terbaik dalam perspektif Islam adalah umat yang subur dengan pemikiran-pemikiran dan amal-amalnya. Sebagai pimpinan Muhammadiyah teruslah  mengupdate pemikiran-pemikrannya. Jangan sampai Muhammadiyah sebagai gerakan itu kering para pemikir-pemikir Islamnya. Maka ke depan Muhammadiyah haruslah subur pemikiran-pemikiran dan amal-amalnya.

Sabtu, 26 Agustus 2023

Galery Kegiatan

 GALERY KEGIATAN

Dialog Ideologi Politik dan Organisasi PDM Tanggamus

Musycab  Muhammadiyah Kotaagung Barat

Musycab  Aisyiyah Kotaagung Barat 

Rakerwil MPDM dan PNF PWM Lampung

Rakerwil Majelis Tarjih dan Tadjid PWM Lampung

Musycab Pemuda Muhammadiyah Air Naningan

Musycab Muhammadiyah Air Naningan

Musycab Muhammadiyah & Aisyiyah Pulau Panggung

Musycab Gunung Alip

Musycab Muhammadiyah Kotaagung

Pengukuhan PDM Tanggamus Periode 2022-2027

Rapimda Nasyatul Aisyiyah Tanggamus

Rapimda Aisyiyah Tanggamus

Rapimda Muhammadiyah Tanggamus





Rabu, 23 Agustus 2023

Visi Misi MPI

 


Visi Majelis Pustaka dan Informasi

"Terbangunnya budaya pustaka dan informasi sebagai organisasi Islam modern di tengah dinamika perkembangan masyarakat yang kompleks"

Misi Majelis Pustaka dan Informasi

  1. Mengorganisasi dan memperluas kelengkapan perpustakaan dan fungsi-fungsi pustaka sebagai sumber pengembangan pengetahuan dan informasi bagi kemajuan Perserikatan
  2. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi informasi dan media publikasi sebagai instrumen bagi pengembangan peran-peran perserikatan dalam menjalankan misi di tengah kehidupan
  3. Pengembangan kerjasama dalam pengelolaan pustaka dan publikasi secara lebih terorganisasi.

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

 


Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:
a. 'Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah Duniawiyah
5. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

6. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT:
"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR"

(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)

Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.

Senin, 21 Agustus 2023

Sejarah

Sejarah Singkat Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah

Tanggal 17 malam 18 Juni 1920, berlangsung rapat anggota Muhammadiyah Istimewa, dipimpin sendiri oleh Yang Mulia K.H.A Dahlan. Rapat malam itu adalah pengesahan dan pelantikan pimpinan Bahagian dalam Hoofd Bestuur (baca: hof bestir) Muhammadiyah.
Pertama, Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Sekolahan, ketua: H.M. Hisyam. Kedua, Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Tabligh, ketua: H.M. Fakhrudin.  Ketiga, Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Penolong Kesengsaraan Oemoem, ketua; H.M. Sjoedja’. Dan keempat, Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Taman Pustaka, ketua: H.M. Mokhtar.

Bestuur Taman Pustaka 1922

Sebelum pelantikan, para Ketua Bahagian yang akan dilantik oleh fihak pimpinan, diminta kesetiaannya, akan sampai kemana mereka akan memimpin usaha Bahagiannya.  Masing-masing ketua bahagian menyampaikan pernyataan cita-citanya.
Tiba gilirannya, H.M.  Mokhtar menyampaikan dengan tegas:

“Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Taman Pustaka akan bersungguh-sungguh berusaha menyiarkan agama Islam yang secara Muhammadiyah kepada umum, yaitu dengan selebaran cuma-cuma, atau dengan Majalah bulanan berkala, atau tengah bulanan baik yang dengan cuma cuma maupun dengan berlengganan; dan dengan buku agama Islam  baik yang prodeo tanpa beli, maupun dijual yang sedapat mungkin dengan harga murah. Dan majalah-majalah dan buku-buku selebaran yang diterbitkan oleh Taman Pustaka, harus yang mengandung pelajaran dan pendidikan Islam, ditulis dengan tulisan dan bahasa yang dimengerti oleh yang dimaksud.  Bahagian Taman Pustaka hendak membangun dan membina gedung TAMAN PUSTAKA untuk umum, dimana-mana tempat dipandang perlu. 
Taman Pembacaan itu tidak hanya menyediakan buku-buku yang mengandung pelajaran Islam saja, tetapi juga disediakan buku-buku yang berfaedah dengan membawa ilmu pengetahuan yang berguna bagi kemajuan masyarakat bangsa dan negara yang tidak bertentangan kepada agama terutama agama Islam.” 
Bagian Taman Poestaka sejak tahun 1920 telah mendirikan majalah Suara Muhammadiyah, terbit 1.000 eksemplar tiap bulannya. Pada konggres/Muktamar 1929 telah dterbitkan 700.000 buah buku dan brosur.

(Sumber, Ensiklopedi Muhammadiyah, 2005;308-309).

Seiring berjalannya waktu, Bahagian Taman Poestaka mengalami pasang surut, perubahan nama dan struktur.  Muktamar 1 Abad Muhammadiyah yang baru saja berlalu meneguhkan kembali visi Muhammadiyah 2025 memperkuat Majelis Pustaka dan Informasi melalui strategi: membangun kemampuan dan keluasan jaringan kekuatan informasi serta pustaka Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern di tengah era kehidupan masyarakat informasi. Dengan upaya Garis Besar Program meliputi;

  1. Mengorganisasi dan memperluas kelengkapan perpustakaan dan fungsi-fungsi pustaka sebagai sumber pengembangan pengetahuan dan informasi bagi kemajuan persyarikatan.
  2. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi informasi dan media publikasi sebagai instrumen bagi pengembangan peran-peran Persyarikatan dalam menjalankan misi di tengah kehidupan.
  3. Pengembangan kerjasama dalam pengelolaan pustaka dan publikasi secara lebih terorganisasi

Minggu, 20 Agustus 2023

Struktur Organisasi

 


STRUKTUR ORGANISASI

Susunan dan Personalia Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tanggamus Periode 2022 - 2027

Ketua :   Saipi Samba, S.Kom

Sekertaris :   Bejo handoyo, S.Kom

Anggota         :   Sahroni, S.IP, S.Kom

            Samai Fathurrahman, S.Pd.

                            Wakhidul Khoiri, S.Kom.

                            Agus Apriyanto, S.Kom

MPI Tanggamus

 MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI KABUPATEN TANGGAMUS


Majelis Pustaka dan Informasi Kabupaten Tanggamus bertugas untuk melaksanakan Program Muhammadiyah keputusan Musyawarah Daerah Tanggamus Ke 5

bidang Pustaka dan Informasi, yaitu: mewujudkan sistem informasi yang mencakup pengembangan pustaka dan informasi yang unggul, terintengrasi dan masif, sebagai visi pengembangan.

Adapun program-program pengembangannya meliputi:     

  1. Mengembangkan sinergitas sumber daya teknologi informasi, pustaka dan media sebagai sistem gerakan maupun amal usaha di lingkungan Persyarikatan.
  2. Menguatkan kapasistas kelembagaan internal Persyarikatan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan media komunikasi yang maju, interkonektif dan modern.
  3. Mengembangkan jaringan dengan berbagai pihak dalam bidang teknologi informasi, pustaka dan media dalam rangka perluasan dakwah Persyarikatan.
  4. Mengoptimalkan sumberdaya kader bidang pustaka, teknologi informasi, dan media yang berkomitmen dan profesional dalam penguatan dan perluasan syiar Persyarikatan.

Meningkatkan fungsi penyediaan dan layanan data, serta mengembangkan kualitas dan kuantitas layanan pustaka, media, dan sistem informasi organisasi yang unggul dan berdaya saing dalam menjalankan fungsi syiar dan dakwah Persyarikatan.

 

Ketua MPI PP Muhammadiyah,

SAIPI SAMBA, S.Kom